Friday, February 9, 2018

PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21

Abad 21 dan pengaruhnya dalam pembelajaran.
            Saat ini kita telah memasuki abad baru yaitu abad 21, diamana rentang waktunya antara tahun 2001-2100. Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa abad 21 ini telah banyak berubah akibat adanya pengaruh globalisai yang mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk didalamnya aspek pendidikan.
John Naisbitt seperti dikutip Deliar Noerdan Iskandar Alisyahbana(1988:355), telah terjadi perubahan sepuluh arah dalam menghadapi abad 21 yaitu :
1.      Peralihan dari masyarakat industry kepadamasyarakat informasi.
2.      Peralihan darai teknologi yang dipaksakan kepada teknologi tinggi dansentuhan tinggi.
3.      Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia.
4.      Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju perencanaan jangka panjang.
5.      Dari sentralisasi ke desentralisasi.
6.      Dari bantuan institusional menuju bantuan individual.
7.      Dari demokrasi perwakilan menuju ke demokrasi partisipatoris .
8.      Peralihan dari hirarki-hirarki menuju pada penjaringan (network)
9.      Peralihan dari utara menuju selatan.
10.    Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk.
Dalam konteks nasional, antisipasi garapan pendidikan nasional menghadapi kehidupan mendatang khususnya abad 21 , secara yuridis formal telah tersurat pada UU no 2 1989 tentang wajib belajar dasar 9 tahun dan GBHN 1993. Beikut beberapa gagasan yang dapat diterapkan dalam menghadapi abad 21, seperti yang disarankan Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana(1988:376-389):
1.      Pendidikan  bukan hanya berurusan dengan transmisi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dengan prefensi lain. Itu berarti bahwa pendidikan berhubungan erat dengan nilai-nilai, dan sebagian nilai itu adalah berkenaan dengan nasionalisme.
2.      Negara kita adalah Negara kepulauan. Secara potensial sumber-sumber kita ada di darat dan di perairan.kita bertanggung jawab untuk melindungi sumber alam tersebut serta memanfaatkannyasebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa.
3.      Dimasa depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi yang berarti dalam penyebaran penduduk. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sistem pendidikan yang cukup lues yang mampu secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
4.      Dimasa depan perlu member peranan yang seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk mendapatkan
5.      Tuntutan belajar seumur hidup (life long education) tampaknya harus mendapatkan perhatian yang lebih memadai dimasa akan datang.
6.       Pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk pengembangan sistem belajar jarak jauh dan pemanfaatan computer untuk pendidikan.
7.      Publikasi dan penelitian serta pengembangan pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar bagi setiap masyarakat yang ingin maju.
Sistem Pembelajaran Sain Abad 21
Dalam menghadapi globalisasi abad 21 maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu pendidikan Indonesia masih terus diupayakan karena sangat diyakini bahwa IPA sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam pengembangan IPTEK. IPA (natural sains) adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara mendapatkan pengetahuan mempergunakan pengetahuan.
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013. Menyongsong pemberlakuan kurikulum 2013 semakin mempertegas peran pendidikan nasional. Sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Hal itu juga dijadikan acuan dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA yang didasarkan pada standar isi akan membentuk siswa yang memiliki bekal ilmu pengetahuan (have a body of knowledge), standar proses akan membentuk siswa yang memiliki keterampilan ilmiah (scientific skills), keterampilan berpikir (thinking skills) dan strategi berpikir (strategy of thinking); standar inkuiri ilmiah akan membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking); standar asesmen mengevaluasi siswa secara manusiawi artinya sesuai apa yang dialami siswa dalam pembelajaran (authentic assessment). Penerapan standar-standar dalam pembelajaran IPA khususnya empat standar tersebut akan memberikansoft skill berupa karakter siswa, untuk itu sangat diperlukan pembelajaran IPA yang menerapkan standar-standar guna membangun karakter siswa. Siswa yang berkarakter dapat dicirikan apabila siswa memiliki kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha untuk memahami lingkungan.
Pengembangan kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini, mata pelajaran IPA di tingkat Sekolah Menengah Pertama, mata pelajaran IPA dikemas secara terintegrasi pada keilmuan IPA, terintegrasi dengan pembentukan karakter. Perubahan pendidikan dan mindset para guru harus didasarkan pada kecakapan/ketrampilan apa saja yang nantinya dibutuhkan oleh para siswa di 21st century ini untuk dapat mencapai partisipasi penuh di masyarakat.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari KBK dan KTSP. Karakteristik kurikulum 2013 dijelaskan melalui table berikut.
No
KBK
KTSP
Kurikulum 2013
1.
Standar Kopetensi lulusan diturunkan dari standar isi
Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan
2.
Standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (standar kompetensi lulusan mata pelajaran) yang dirinci menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran
3.
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan.
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan
5
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang diharapkan
6.
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran yang terpisah.
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
Sumber : Mendikbud 2013.
            Pembelajaran IPA di era abad 21 sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiri) dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered learning) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif (creative thingking) dan berpikir kritis (critical thingking), mampu memecahkan masalah, melatih kemampuan inovasi dan menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi.
            Keterampilan berpikir yang dikembangkan sebaiknya sudah menjangkau keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thingking skill) yang jika dijangkau dengan ranah kognitif pada taksonomi bloom berada pada level analisis, sintesis, evaluasi dan kreasi. Sehingga pembelajaran harus sesuai dengan karakter dan domain IPA yang meliputi domain konsep, proses, kreativitas, sikap atau tingkah laku dan aplikasi sesuai dengan yang dikemukakan oleh yager (1996:3-4).
Manajemen sistem pendidikan abad 21
Menurut Jennifer Nichols manajemen pendidikan abad 21 di kelompokkan  ke dalam 4 prinsip, yaitu:  (1) instruction should be student-centered; (2)education should be collaborative;  (3) learning should have context; dan (4) schools should be integrated with society.
Keempat prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang digagas Jennifer Nichols tersebut dapat dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:
1.  Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya. Intervensi guru masih tetap diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.  Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab
Bentuk Pembelajaran Digital Abad 21.
Dunia pendidikan secara dinamis akan selalu mengalami perubahan yang berimbas pada tuntutan perubahan pada pembelajaran dan sumber daya manusia yang terlibat didalamnya. Pembelajaran abad 21 sendiri identik dengan kemajuan teknologinya, dimana teknologi menjadi bagian yang integral dengan kehidupan pebelajar. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi prioritas dalam daftar kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk berhasil dalam pembelajaran abad 21 (21st Century Literacy Summit,2010).
Meskipun pembelajaran abad 21 membuat pendidikan nampak menuju arah yang sama, namun keahlian abad 21 bersifat kompleks dan bervariasi antar negara ataupun antar daerah, kecuali satu keahlian, literasi teknologi informasi dan komunikasi atau juga disebut literasi dijital. Mendukung literasi tersebut, dikenal pula softskills yang termasuk dalam dua kategori, cara berpikir dan cara bekerja. Cara berpikir meliputi kreativitas, berfikir kritis, dan pemecahan masalah. Cara bekerja meliputi kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Kedua kategori softskills ini amat dipengaruhi oleh budaya lokal sehingga bersifat unik dan ditentukan oleh masyarakat setempat.
Kemahiran-kemahiran yang perlu dikuasai dalam pengajaran dan pembelajaran abad ke-21:
Kemahiran pembelajaran dan inovasi
Kemahiran maklumat, media dan teknologi
Kemahiran hidup dan kerjaya


Ciri-Ciri Pembelajaran Abad Ke-21 :
Komunikasi
Pemikiran Kritis
Kolaborasi
Kreativiti 


Elemen-elemen yang terkandung dalam pembelajaran abad ke-21 :
Kreativiti dan inovasi
Fleksibiliti dan mempunyai keupayaan menyesuaikan diri
Pemikiran kritis dan penyelesaian masalah
Berinisiatif dan mempunyai haluan diri
Komunikasi dan kolaborasi
Kemahiran sosial dan antara budaya
Literasi maklumat
Produktiviti dan akautabiliti
Literasi teknologi, maklumat dan komunikasi
Kepimpinan dan tanggungjawab


Gambaran Pendidikan Abad Ke-21
Gambaran pendidikan abad ke-21 adalah untuk menyediakan pembelajaran yang menjurus ke arah Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT) dan mengurus bilik darjah atau ruang pembelajaran yang lebih dinamik. Namun gambaran utama adalah bagaimana guru-guru menggunakan pelbagai sumber sokongan teknologi serta maklumat bagi melaksanakan pengajaran dan pembelajaran yang efektif dan berkualiti serta relevan dengan perkembangan semasa. Untuk mendepani cabaran ini, guru secara berterusan perlu mengemaskini pengetahuan (kandungan kurikulum) dan kompetensi (pedagogi PdP) supaya kekal relevan dengan keperluan semasa dan akan datang


Ciri-Ciri Murid Yang Diharapkan hasil pembelajaran abad ke-21 :
Berupaya membuat hubungkait
Bijak menyoal
Yakin berkomunikasi
Dahagakan ilmu
Mengambil risiko
Ingin tahu
Menjana idea
Fkesibel
Tidak berputus ada
Mendengar dan membuat refleksi
Berkemahiran kritis
Menguasai kemahiran literasi
Berani mencuba
Mampu berfikir sendiri
Berinisiatif'
Mampu bekerja dengan orang
Membuat perubahan
Berintegriti
Mampu bekerja dengan orang  



dari ulasan diatas, ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan kepada saudara/i,
1. Selain 4 manajemen sistem di atas apakah ada manajemen sistem yang bisa digunakan pada pendidikan abad 21?
2. Apa keunggulan dari keempat sistem di atas dengan manajemen sistem sebelumnya? mengapa hanya ke empat manajemen tersebut?
3. Dalam kurikulum 2013, apakah mengandung berbagai element-element pembelajaran abad 21, dan apakah ciri-ciri murid dewasa ini, sesuai dengan harapan dari proses pembelajaran abad 21?
4. Jika suatu daerah tidak tersedia sarana dan prasarana yang memadai, apakah pembelajaran abad 21, masih bisa dilaksanakan?

7 comments:

  1. Assalamualaikum wr.wb
    Artikel nya menarik.dari artikel diatas saya ingin bertanya apakah semua jenjang pendidikan siap dengan pembelajaran abad 21 ini.anggap saja saudara syarief seorang pendidik bagaimana sauadara mengahadapi pembelajaran abad 21 ini, sedangkan ditempat sauadara mengajar sarana dan prasarana nya tidak memadai.??
    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Jika suatu daerah tidak tersedia sarana dan prasarana yang memadai, apakah pembelajaran abad 21, masih bisa dilaksanakan? tentu pembelajaran abad ke 21 tetap berjalan namun disini yang perlu di perhatikan dituntut kreatifitas guru dan menggunakan model pembelajaran

    ReplyDelete
  3. Jika suatu daerah tidak tersedia sarana dan prasarana yang memadai, apakah pembelajaran abad 21, masih bisa dilaksanakan?
    saya rasa bisa karena proses pembelajaran di abad 21 ini tidak tergantung pada sarana dan prasarana saja tapi juga tergantung pada kreatifitas seorang guru dalam memanfaatkan media dan model pembelajaran yang ada pada saat sekarang ini.

    ReplyDelete
  4. Menyikapi pertanyaan no 4.?
    Tentu nya susah untuk terlaksana sistem pembelajaran abad 21 kalau prasarana nya tidak mendukung bagai mana kegiatan proses belajar itu mau di lakukan secara efektif.

    ReplyDelete
  5. Assalamualaikum,
    saya akn mencoba menjawab pertanyaan anda Dalam kurikulum 2013, apakah mengandung berbagai element-element pembelajaran abad 21, dan apakah ciri-ciri murid dewasa ini, sesuai dengan harapan dari proses pembelajaran abad 21?

    Dari artikel yg anda publish, saya rasa terkandung elemen-elemen pembelajaran 21 yaitu Kreativiti dan inovasi
    Fleksibiliti dan mempunyai keupayaan menyesuaikan diri
    Pemikiran kritis dan penyelesaian masalah
    Berinisiatif dan mempunyai haluan diri
    Komunikasi dan kolaborasi
    Kemahiran sosial dan antara budaya
    Literasi maklumat
    Produktiviti dan akautabiliti
    Literasi teknologi, maklumat dan komunikasiKepimpinan dan tanggungjawab

    sedangkan,, dan ciri-cirinya menurut saya sudah sesuai harapan, walaupun tdk seluruh sekolah sudah menerapkan itu, dengan itu pihak sekolah akan selalu dan berusaha untuk menerapkannya, contoh saja dari pengalaman pribadi saya, di sekolah saya akan melaksanakan UN, Dari pemerintah menghimbau untuk ujian dengan menggunakan komputer, dan itu dri pihak sekolah saya berusaha memenuhinya, karna kita sebagai pendidik harus bersikap positif dengan perubahan modern ini. lalu contoh kedua, walaupun sekolah saya baru berdiri dan bebasis pesantren tetapi kami berusaha untuk menerapkan pembelajran abad ke 21 yaitu student centered. dimana kami melaksanakan pelatihan dan mengundang pembicara yg memang cakap dalam metode dan kurikulum 2013 ini, terima kasih

    ReplyDelete
  6. Mengenai sarana ptasarana memang harus ada perbaikan, namun jika sarana belum memadai pakailah yg ada sambil mengusahakan penambahan sarana lain, bangun komunikasi baik antara pejabat sekolah dengan pemerintah terkait, supaya pemerataan sarana terlaksana... pembelajaran kreatig dan inovatif juga harus diterapkan

    ReplyDelete
  7. Dari artikel diatas, saya ingin bertanya; Tantangan apa yang diharapkan dari siswa dalam menjalani proses pembelajaran abad 21?

    ReplyDelete

Featured Post

PRAKTIKUM TAKSMON CHLOROPHYTA

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI MONERA DAN PROTISTA Judul Praktikum : Chlorophyta Oleh : Ahmad Syarief Ramadhani NIM : RRA1C409013 BAB I PENDA...

SELAMAT DATANG DI BLOG DHANI BIOTA (BIOLOGI). SEMOGA BERMANFAAT