Thursday, February 22, 2018

SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN SAINS

2.1. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Trianto, 2010). Dalam istilah asingnya, penilaian adalah evaluation dan diperoleh kata indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap seseuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakanevaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni menukur dan menilai.
Sedang Pengertian penilaian berdasarkan peraturan MENDIKNAS Nomor 20 Tahun2007 Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. 

Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dapat berupa ulangan dan atau ujian. Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makana ditinjau dari berbagai segi.

a.         Makna bagi sisiwa
Dengan diadakanya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oelh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari perkerjaan menilai ini ada 2 kemungkinan yaitu memuaskan dan tidak memuaskan.
b.        Makna bagi guru
       1.        Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui kemampuan siswa. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatianya kepada siswa-siswa yang belum berhasil.
       2.        Guru mengetahui apa materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.
       3.        Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum
c.         Makna bagi sekolah
       a)        Hasil belajar merupakan cermin kualitas sesuatu sekolah.
        b)        Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa akan datang.
       c)        Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah

2.2. Tujuan Penilaian
        Tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal:
a)        Penilaian berfungsi selektif
Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian      terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunayai berbagai tujuan., antara lain:
·           Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
·           Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya
·           Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
·           Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebaliknya.
b)        Penilaian berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan penilaian, sebernya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelmahan-kelmahanya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari untuk mengatasi.
c)        Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem yang baru yangkini banyak dipopulerkan dinegara barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik berbentuk moul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemapuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaiakan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi diesebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar seali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok . untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunkan untuk penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada alam kelompok yang sama dalam belajar.
d)       Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana suatu perogram berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini, keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.

2.3 Aspek Penilaian
Tujuan IPA adalah menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkan konsep IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap. Tujuan penilaian ini sejalan dengan tiga aspek dalam kerangka kurikulum IPA seperti ditunjukkan di bawah:
1. Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA
2. Penilaian Keterampilan dan Proses
3. Penilaian karakter dan sikap (sikap ilmiah)
Penjelasan ketiga jenis penilaian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep IPA
Penilaian pengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA. Penilaian ini bertujuan untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap fakta,konsep, prinsip, dan hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalamkehidupan. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan pemahamannyatersebut untuk membuat keputusan, berpartisipasi di masyarakat, danmenanggapi isu-isu lokal dan global.
2. Penilaian Keterampilan Proses
Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses.Penilaian proses IPA dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi keterampilan dasar IPA dan keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilanproses IPA dasar meliputi observasi, inferensi, melakukan pengukuran,menggunakan bilangan, klasifikasi, komunikasi, dan prediksi. Di samping itu,peserta didik mulai diperkenalkan dengan kemampuan melakukan percobaansederhana dengan dua variabel atau lebih untuk menguji hipotesis tentanghubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih mengkomunikasikan hasilbelajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi, presentasi, tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses ilmiah, berikut adalahenam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk peserta didik.
a. Observasi
Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat melakukanobservasi dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap objek dan fenomena alam menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.
b. Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis, dan demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.
c. Klasifikasi
Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan berbagaiobjek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan persamaan,perbedaan, dan saling keterkaitan obyek.
d. Pengukuran
Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar untukmelakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan mengklasifikasikan, serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran meliputi penggaris,meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer, dan sebagainya.
e. Inferensi
Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar kita.Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasimenghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.
f. Prediksi
Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti daninferensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi yangtepat terhadap lingkungan.
g. Percobaan Sederhana
Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan kemampuan menyusunpertanyaan,mengidentifikasi variabel, mengemukakan hipotesis, mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan percobaan,mengumpulkan data, dan interpretasi data.
3. Penilaian sikap
Penilaian sikap ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima begitusaja sesuatu sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet, tekun, dan pantang menyerah. Selain itu, kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat, mempertahankan pendapat, menerima saran, dan kemampuan sosial lainnya dapat juga dilakukanmelalui pembelajaran IPA

2.4. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaiankompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta  didik  dan   jurnal.   Instrumen  yang  digunakan   untuk observasi,penilaiandiri,danpenilaian antarpesertadidikadalah daftar cek atau skala penilaian (ratingscale)yangdisertairubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
·         Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera,baik secara langsungmaupun  tidak  langsung  dengan  menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlahindikator perilaku yang diamati.
·         Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
·         Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan caramemintapesertadidikuntuk salingmenilaiterkaitdengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaianantarpeserta didik.
·         Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. PenilaianKompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi  pengetahuan  melalui tes  tulis, tes lisan, dan penugasan.
·         Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda,isian,jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraia.Instrumen uraiandilengkapi pedoman penskoran.
·         Instrumen tes lisanberupa daftar pertanyaan.
·         Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu  kompetensi tertentu  dengan  menggunakan  tes  praktik, projek, dan penilaian portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian(rating scale) yang dilengkapirubrik.
·         Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
·         Projek adalah tugas-tugas belajar (learningtasks) yang meliputi kegiatanperancangan,   pelaksanaan,   dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
·         Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara  menilai kumpulan  seluruh  karya  peserta  didik  dalam bidang    tertentu   yang   bersifat   reflektif-integratif   untuk mengetahui      minat,    perkembangan,    prestasi,    tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
2.5  Syarat menyusun  alat penilaian
       Membuat pertanyaan tes (alat evaluasi) tidak mudah, sebab tes/pertanyaan merupakan alat untuk melihat perubahan kemampuan dan tingkah laku siswa setelah ia menerima pengajaran dari guru/pengajar di sekolah. Alat evaluasi yang salah, akan menggambarkan kemampuan dan tingkah laku yang salah pula. Oleh karena itu teknik penyusunan alat evaluasi penting dipertimbangkan agar memperoleh hasil yang objektif.
       Beberapa syarat dan petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun alat evaluasi, ialah:
1.    Harus menetapkan dulu segi-segi apa yang  akan dinilai, sehingga betul-betul terbatas serta dapat memberi petunjuk bagaimana dan dengan alat apa segi tersebut dapat kita nilai.
2.    Harus menetapkan alat evaluasi yang betul-betul valid dan reliable, artinya taraf ketetapan dan ketetapan tes sesuai dengan aspek yang akan dinilai.
3.    Penilaian harus objektif, artinya menilai prestasi siswa sebagaimana adanya.
4.    Hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsir berdasarkan kriteria yang berlaku.
5.    Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis, artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan siswa belajar dan guru mengajar.

2.6 Prinsip Penilaian
1.      Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan  kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2.      Objektif
Berati penilaian berbasis pada standar (prosedur daan kriteria yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. Agar penilaian objektif, seorang guru harus berupaya secara optimal untuk memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dari sejumlah penilaian dan  membuat keputusan  yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didk dengan mempertimbangkan hasil kerja peserta didik.
3.      Terpadu
Berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester dan ujian kenaikan kelas.
4.      Ekonomis
Berati penilaian yang efesien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporannya.
5.      Transparan
Berarti prosedur penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporannya serta dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepantingan.
6.      Akuntabel
Berati penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya.
7.      Sistematis
Berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8.      Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh guru didasarkan pada standar penilaian dan ukuran pencapain kompetensi yang telah ditetapkan.
9.        Menyeluruh/kmprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan berbagai macam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensiatau kemampuan peserta didik sehingga tergampar kemampuan peserta didik.
10.    Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses prmbelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

2.7 Standar Penilaian Pendidikan Ipa
Penilaian pembelajaran IPA di sekolah hendaknya mengacu pada suatu standar yang ditetapkan baik secara nasional maupun internasional. National Research Council dalam National Committee on Science Education Standards and Assessment (1996)telah menetapkan National Science Education Standards (NSES), suatu standar bagi pendidik dalam menilai pendidikan IPA di semua level pendidikan. Standar nasional pendidikan IPA versi NRC ini berisi standar konten IPA, standar pedagogi dalam mengajar IPA, standar  profesi, standar program, standar asesmen, dan standar sistem. Mutu pendidikan IPA yang baik, harusmemenuhi semua standar tersebut.
Penilaian standar memberikan kriteria untuk menilai kemajuan menuju visi pendidikan IPA pada literasi sains untuk semua. Standar yang menggambarkan kualitas praktek penilaian yang digunakan oleh guru danlembaga pemerintah untuk mengukur prestasi dan memberikan kesempatankepada siswa untuk belajar IPAPanduan untuk mengembangkan penilaian, praktek, dan kebijakan. Standar ini dapat diterapkan untuk penilaian siswa, guru, program formatif dan sumatif, dan penilaian eksternal. Sebagai mekanisme umpan balik utama dalam sistem pendidikan sains.

2.7.1. Standar Penilaian IPA
Latar belakang disusunnya Standar pendidikan IPA ini adalah karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap IPA bukan hanya sekedar ilmu tetapi sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk bertahan hidup (NRC, 1996).Standar penilaian menyediakan kriteria untuk menentukan kualitas  praktik-pratik penilaian. Standar penilaian meliputi lima bidang sebagai berikut:
1. Konsistensi penilaian dengan suatu keputusan merupakan desain untuk informasi
2. Penilaian prestasi dan kesempatan untuk belajar sains
3. Mencocokkan antara kualitas teknis dari kumpulan data dan konsekuensi tindakan yang perlu dilakukan berbasis data tersebut
4.  Kejujuran dalam praktik penilaian
5. Ketepatan penarikan kesimpulan berdasarkan penilaian tentang prestasi siswa dan kesempatan untuk  belajar.

Dalam visi yang dijelaskan oleh National Science Education Standards, penilaian adalah mekanisme umpan balik utama dalam sistem pendidikan sains. Standar penilaian  menyediakan siswa dengan umpan balik tentang seberapa baik mereka memenuhi harapan, guru dengan umpan balik tentang seberapa baik siswa mereka belajar, sekolah dengan umpan balik tentang efektivitas guru dan program mereka, dan pembuat kebijakan dengan umpan balik tentang seberapa baik kebijakan bekerja. Umpan balik ini pada gilirannya merangsang perubahan kebijakan, memandu pengembangan profesional guru, dan mendorong siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang IPA.

dari ulasan di atas, saya mengajukan beberapa pertanyaan,
1. Jika pada suatu kelas, siswa yang vokal dalam berbuat kekacauan di kelas, namun mendapatkan nilai tinggi pada saat ujian, sebaliknya siswa yang aktif , mendapatkan nilai yang rendah, bagaimana dengan kasus diatas, apakah adil penilaian siswa mengacu pada sistem penilaian yang ada?
2. sebegitu pentingkah nilai sehingga nilai menjadi patokan kualitas sekolah,?

6 comments:

  1. jikalau tak ada pertanyaan dalam blog ini, maka saya sedikit bertanya.... bagaimana menjadikan proses yang tak menghianati hasil, bagaimana teknik proses yang baik dalam k13?

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum, saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya penting. karena dari penilain kita akan tau peningkatan siswa, dan.sebagai barang bukti administarasi. terima.kasih , wasalamualaikum

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum wr wb
    saya menanggapi pertanyaan no 1
    Menurut saya peilaian itu penting, karena dengan adanya penilaian kita akan mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan guru. Penilaian juga sebagai alat ukur tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar yaitu sebagai kegiatan refleksi bagi guru untuk perbaikan mengajar untuk kedepannya dan penilaian juga penting untuk menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dengan adanya nilai hasil belajar dan nilai UN akan menggambarkan bagaimana kualitas atau mutu sekolah tersebut.

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum saya akan mencoba pertanyaan ke 2, menurut saya penting karna penilaian menjadi tolak ukur untuk mengetahui pemahaman siswa ttng materi yg di ajarkan, jika tidak adaa penilaian bagaimana guru mngtahui kemampuan siswa di taraf sedang, tinggi, atau rendah krna terkadang ada siswa paham pada materi tertentu tetapi tidak pandai berbicara atau sebaliknya

    ReplyDelete
  5. baiklah saya akan menjawab soal nomor 2. menurut saya penilaian sangat penting dalam sekolah karena nilai merupakan gambaran hasil belajar yg diterima siswa dalam proses pembelajaran disekolah. dari nilai juga seorang guru dapat mengetahui dan membantu siswa untk mencarikan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa

    ReplyDelete
  6. Jika pada suatu kelas, siswa yang vokal dalam berbuat kekacauan di kelas, namun mendapatkan nilai tinggi pada saat ujian, sebaliknya siswa yang aktif , mendapatkan nilai yang rendah, bagaimana dengan kasus diatas, apakah adil penilaian siswa mengacu pada sistem penilaian yang ada?

    itulah kegunaan 3 aspek penilaian yaitu penilaian apektif, psikomotorik dan kognitif, jika nilai kognitif siswa itu tinggi seperti nilai ujian, maka perlu dilihat juga nilai apektifnya yaitu nilai sikap siswa, baru bisa di dapat kan nilai akhir siswa secara menyuluruh gabungan dari 3 aspek nilai tersebut.

    ReplyDelete

Featured Post

PRAKTIKUM TAKSMON CHLOROPHYTA

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI MONERA DAN PROTISTA Judul Praktikum : Chlorophyta Oleh : Ahmad Syarief Ramadhani NIM : RRA1C409013 BAB I PENDA...

SELAMAT DATANG DI BLOG DHANI BIOTA (BIOLOGI). SEMOGA BERMANFAAT