2.1. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Trianto, 2010). Dalam istilah asingnya, penilaian adalah evaluation dan
diperoleh kata indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan
mengukur terlebih dahulu). Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita
mengadakan pengukuran.
Mengukur adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap
seseuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakanevaluasi meliputi
kedua langkah diatas, yakni menukur dan menilai.
Sedang Pengertian
penilaian berdasarkan peraturan MENDIKNAS Nomor 20 Tahun2007 Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik
dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara
nasional. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian dapat berupa ulangan dan atau ujian. Dalam dunia
pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makana ditinjau
dari berbagai segi.
a. Makna bagi sisiwa
Dengan diadakanya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah
berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oelh guru. Hasil yang diperoleh
siswa dari perkerjaan menilai ini ada 2 kemungkinan yaitu memuaskan dan tidak
memuaskan.
b. Makna bagi guru
1. Dengan hasil penilaian yang diperoleh
guru akan dapat mengetahui kemampuan siswa. Dengan petunjuk ini guru dapat
lebih memusatkan perhatianya kepada siswa-siswa yang belum berhasil.
2. Guru mengetahui apa materi yang diajarkan
sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan
datang tidak perlu diadakan perubahan.
3. Guru akan mengetahui apakah metode yang
digunakan sudah tepat atau belum
c. Makna bagi sekolah
a) Hasil belajar merupakan cermin kualitas
sesuatu sekolah.
b) Informasi dari guru tentang tepat
tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa akan datang.
c) Informasi hasil penilaian yang
diperoleh dari tahun ketahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah
2.2. Tujuan
Penilaian
Tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal:
a) Penilaian berfungsi selektif
Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi
atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri
mempunayai berbagai tujuan., antara lain:
· Untuk memilih siswa yang dapat diterima
disekolah tertentu.
· Untuk memilih siswa yang dapat naik ke
kelas atau tingkat berikutnya
· Untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapat beasiswa
· Untuk memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah, dan sebaliknya.
b) Penilaian berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan penilaian, sebernya guru mengadakan diagnosis kepada
siswa tentang kebaikan dan kelmahan-kelmahanya. Dengan diketahui sebab-sebab
kelemahan ini, akan lebih mudah dicari untuk mengatasi.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem yang baru yangkini banyak dipopulerkan dinegara barat, adalah sistem
belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah
paket belajar, baik berbentuk moul maupun paket belajar yang lain. Sebagai
alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap
kemapuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat
sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaiakan
dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi diesebabkan karena keterbatasan sarana
dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar seali
dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah
pengajaran secara kelompok . untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok
mana seorang siswa harus ditempatkan, digunkan untuk penilaian. Sekelompok
siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada alam kelompok yang
sama dalam belajar.
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur
keberhasilan.
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana
suatu perogram berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini,
keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.
2.3 Aspek
Penilaian
Tujuan IPA adalah menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkan konsep
IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap. Tujuan penilaian
ini sejalan dengan tiga aspek dalam kerangka kurikulum IPA seperti ditunjukkan
di bawah:
1. Penilaian
Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA
2. Penilaian
Keterampilan dan Proses
3. Penilaian
karakter dan sikap (sikap ilmiah)
Penjelasan ketiga
jenis penilaian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian
Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep IPA
Penilaian
pengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA. Penilaian ini bertujuan
untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap fakta,konsep, prinsip, dan
hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalamkehidupan. Peserta didik diharapkan
dapat menggunakan pemahamannyatersebut untuk membuat keputusan, berpartisipasi
di masyarakat, danmenanggapi isu-isu lokal dan global.
2. Penilaian
Keterampilan Proses
Penilaian
dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses.Penilaian proses IPA
dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi keterampilan dasar IPA dan
keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilanproses IPA dasar meliputi
observasi, inferensi, melakukan pengukuran,menggunakan bilangan, klasifikasi,
komunikasi, dan prediksi. Di samping itu,peserta didik mulai diperkenalkan
dengan kemampuan melakukan percobaansederhana dengan dua variabel atau lebih
untuk menguji hipotesis tentanghubungan antar variabel. Peserta didik juga
dilatih mengkomunikasikan hasilbelajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat,
diskusi, presentasi, tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai
keterampilan proses ilmiah, berikut adalahenam keterampilan dasar yang perlu
dikuasai untuk peserta didik.
a. Observasi
Penilaian
keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat melakukanobservasi dalam
rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap objek dan fenomena alam
menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh menimbulkan rasa ingin tahu,
pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.
b. Komunikasi
Keterampilan
berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan
grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis, dan demonstrasi visual,
baik secara tertulis maupun lisan.
c. Klasifikasi
Keterampilan
melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan berbagaiobjek untuk
mempermudah mempelajarinya, berdasarkan persamaan,perbedaan, dan saling
keterkaitan obyek.
d. Pengukuran
Keterampilan
melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar untukmelakukan observasi
secara kuantitatif, membandingkan, dan mengklasifikasikan, serta
mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran meliputi
penggaris,meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer, dan
sebagainya.
e. Inferensi
Keterampilan
melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar kita.Kemampuan ini
dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasimenghubungkan
pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.
f. Prediksi
Keterampilan
melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti daninferensi untuk
memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi yangtepat terhadap
lingkungan.
g. Percobaan
Sederhana
Keterampilan
melakukan percobaan diawali dengan kemampuan
menyusunpertanyaan,mengidentifikasi variabel, mengemukakan hipotesis,
mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan
percobaan,mengumpulkan data, dan interpretasi data.
3. Penilaian
sikap
Penilaian sikap
ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima begitusaja sesuatu
sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet, tekun, dan pantang menyerah. Selain itu,
kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat, mempertahankan pendapat, menerima saran,
dan kemampuan sosial lainnya dapat juga dilakukanmelalui pembelajaran IPA
2.4. Teknik dan Instrumen
Penilaian
Teknik dan instrumen
yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
a. Penilaian
kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaiankompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation)
oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen
yang digunakan untuk observasi,penilaiandiri,danpenilaian
antarpesertadidikadalah daftar cek atau skala penilaian (ratingscale)yangdisertairubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik.
· Observasi merupakan teknik penilaian
yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera,baik
secara langsungmaupun
tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlahindikator perilaku yang diamati.
· Penilaian diri merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
· Penilaian antar peserta didik merupakan
teknik penilaian dengan
caramemintapesertadidikuntuk salingmenilaiterkaitdengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaianantarpeserta
didik.
· Jurnal merupakan catatan pendidik di
dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
b.
PenilaianKompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis,
tes lisan, dan penugasan.
· Instrumen tes tulis berupa soal pilihan
ganda,isian,jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian .Instrumen uraiandilengkapi pedoman penskoran.
· Instrumen tes lisanberupa daftar pertanyaan.
· Instrumen penugasan berupa pekerjaan
rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai
dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian
Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian(rating
scale) yang dilengkapirubrik.
· Tes praktik adalah penilaian yang
menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitasatau perilaku
sesuai dengan tuntutan kompetensi.
· Projek adalah tugas-tugas belajar (learningtasks) yang meliputi kegiatanperancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalam waktu tertentu.
· Penilaian portofolio adalah penilaian
yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam
bidang tertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
2.5 Syarat menyusun alat penilaian
Membuat
pertanyaan tes (alat evaluasi) tidak mudah, sebab tes/pertanyaan merupakan alat
untuk melihat perubahan kemampuan dan tingkah laku siswa setelah ia menerima
pengajaran dari guru/pengajar di sekolah. Alat evaluasi yang salah, akan
menggambarkan kemampuan dan tingkah laku yang salah pula. Oleh karena itu
teknik penyusunan alat evaluasi penting dipertimbangkan agar memperoleh hasil
yang objektif.
Beberapa syarat dan petunjuk yang perlu diperhatikan dalam
menyusun alat evaluasi, ialah:
1. Harus
menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai, sehingga betul-betul
terbatas serta dapat memberi petunjuk bagaimana dan dengan alat apa segi
tersebut dapat kita nilai.
2. Harus
menetapkan alat evaluasi yang betul-betul valid dan reliable, artinya taraf
ketetapan dan ketetapan tes sesuai dengan aspek yang akan dinilai.
3. Penilaian
harus objektif, artinya menilai prestasi siswa sebagaimana adanya.
4. Hasil
penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat
ditafsir berdasarkan kriteria yang berlaku.
5. Alat
evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis, artinya dapat
dijadikan bahan untuk mencari kelemahan siswa belajar dan guru mengajar.
2.6 Prinsip
Penilaian
1. Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi
yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi
dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang
seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif
Berati penilaian berbasis pada standar (prosedur daan kriteria yang jelas)
dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. Agar penilaian objektif,
seorang guru harus berupaya secara optimal untuk memanfaatkan berbagai bukti
hasil kerja peserta didik dari sejumlah penilaian dan membuat
keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didk dengan
mempertimbangkan hasil kerja peserta didik.
3. Terpadu
Berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester dan ujian
kenaikan kelas.
4. Ekonomis
Berati penilaian yang efesien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporannya.
5. Transparan
Berarti prosedur penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporannya serta dapat diketahui oleh semua pihak yang
berkepantingan.
6. Akuntabel
Berati penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya.
7. Sistematis
Berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh guru didasarkan pada standar penilaian dan
ukuran pencapain kompetensi yang telah ditetapkan.
9. Menyeluruh/kmprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan berbagai macam cara dan alat
untuk menilai beragam kompetensiatau kemampuan peserta didik sehingga tergampar
kemampuan peserta didik.
10. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses prmbelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
2.7 Standar
Penilaian Pendidikan Ipa
Penilaian pembelajaran IPA di sekolah hendaknya mengacu
pada suatu standar yang ditetapkan baik secara nasional maupun
internasional. National Research Council dalam National
Committee on Science Education Standards and Assessment (1996), telah
menetapkan National Science Education Standards (NSES), suatu
standar bagi pendidik dalam menilai pendidikan IPA di semua level
pendidikan. Standar nasional pendidikan IPA versi NRC ini berisi
standar konten IPA, standar pedagogi dalam mengajar
IPA, standar profesi, standar program,
standar asesmen, dan standar sistem. Mutu pendidikan
IPA yang baik, harusmemenuhi semua standar tersebut.
Penilaian standar memberikan kriteria untuk menilai kemajuan menuju visi
pendidikan IPA pada literasi sains untuk semua. Standar yang menggambarkan kualitas praktek penilaian
yang digunakan oleh guru danlembaga
pemerintah untuk mengukur prestasi dan memberikan kesempatankepada siswa
untuk belajar IPA. Panduan untuk mengembangkan penilaian, praktek, dan
kebijakan. Standar
ini dapat diterapkan untuk penilaian
siswa, guru, program formatif dan sumatif, dan penilaian eksternal. Sebagai mekanisme
umpan balik utama dalam sistem pendidikan sains.
2.7.1. Standar
Penilaian IPA
Latar belakang disusunnya Standar pendidikan IPA ini
adalah karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap IPA bukan hanya sekedar ilmu
tetapi sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk bertahan hidup (NRC,
1996).Standar penilaian menyediakan kriteria untuk menentukan kualitas
praktik-pratik penilaian. Standar penilaian meliputi lima bidang
sebagai berikut:
1. Konsistensi penilaian dengan suatu keputusan merupakan
desain untuk informasi
2. Penilaian prestasi dan kesempatan untuk belajar sains
3. Mencocokkan antara kualitas teknis dari kumpulan data dan konsekuensi
tindakan yang perlu dilakukan berbasis data tersebut
4. Kejujuran dalam praktik penilaian
5. Ketepatan penarikan kesimpulan berdasarkan penilaian tentang
prestasi siswa dan kesempatan untuk belajar.
Dalam visi yang dijelaskan oleh National Science
Education Standards, penilaian adalah mekanisme umpan balik utama dalam
sistem pendidikan sains. Standar penilaian menyediakan siswa dengan umpan
balik tentang seberapa baik mereka memenuhi harapan, guru dengan umpan balik
tentang seberapa baik siswa mereka belajar, sekolah dengan umpan balik tentang
efektivitas guru dan program mereka, dan pembuat kebijakan dengan umpan balik
tentang seberapa baik kebijakan bekerja. Umpan balik ini pada gilirannya
merangsang perubahan kebijakan, memandu pengembangan profesional guru, dan mendorong
siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang IPA.
dari ulasan di atas, saya mengajukan beberapa pertanyaan,
1. Jika pada suatu kelas, siswa yang vokal dalam berbuat kekacauan di kelas, namun mendapatkan nilai tinggi pada saat ujian, sebaliknya siswa yang aktif , mendapatkan nilai yang rendah, bagaimana dengan kasus diatas, apakah adil penilaian siswa mengacu pada sistem penilaian yang ada?
2. sebegitu pentingkah nilai sehingga nilai menjadi patokan kualitas sekolah,?
dari ulasan di atas, saya mengajukan beberapa pertanyaan,
1. Jika pada suatu kelas, siswa yang vokal dalam berbuat kekacauan di kelas, namun mendapatkan nilai tinggi pada saat ujian, sebaliknya siswa yang aktif , mendapatkan nilai yang rendah, bagaimana dengan kasus diatas, apakah adil penilaian siswa mengacu pada sistem penilaian yang ada?
2. sebegitu pentingkah nilai sehingga nilai menjadi patokan kualitas sekolah,?
jikalau tak ada pertanyaan dalam blog ini, maka saya sedikit bertanya.... bagaimana menjadikan proses yang tak menghianati hasil, bagaimana teknik proses yang baik dalam k13?
ReplyDeleteAssalamualaikum, saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya penting. karena dari penilain kita akan tau peningkatan siswa, dan.sebagai barang bukti administarasi. terima.kasih , wasalamualaikum
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb
ReplyDeletesaya menanggapi pertanyaan no 1
Menurut saya peilaian itu penting, karena dengan adanya penilaian kita akan mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan guru. Penilaian juga sebagai alat ukur tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar yaitu sebagai kegiatan refleksi bagi guru untuk perbaikan mengajar untuk kedepannya dan penilaian juga penting untuk menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dengan adanya nilai hasil belajar dan nilai UN akan menggambarkan bagaimana kualitas atau mutu sekolah tersebut.
Assalamualaikum saya akan mencoba pertanyaan ke 2, menurut saya penting karna penilaian menjadi tolak ukur untuk mengetahui pemahaman siswa ttng materi yg di ajarkan, jika tidak adaa penilaian bagaimana guru mngtahui kemampuan siswa di taraf sedang, tinggi, atau rendah krna terkadang ada siswa paham pada materi tertentu tetapi tidak pandai berbicara atau sebaliknya
ReplyDeletebaiklah saya akan menjawab soal nomor 2. menurut saya penilaian sangat penting dalam sekolah karena nilai merupakan gambaran hasil belajar yg diterima siswa dalam proses pembelajaran disekolah. dari nilai juga seorang guru dapat mengetahui dan membantu siswa untk mencarikan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
ReplyDeleteJika pada suatu kelas, siswa yang vokal dalam berbuat kekacauan di kelas, namun mendapatkan nilai tinggi pada saat ujian, sebaliknya siswa yang aktif , mendapatkan nilai yang rendah, bagaimana dengan kasus diatas, apakah adil penilaian siswa mengacu pada sistem penilaian yang ada?
ReplyDeleteitulah kegunaan 3 aspek penilaian yaitu penilaian apektif, psikomotorik dan kognitif, jika nilai kognitif siswa itu tinggi seperti nilai ujian, maka perlu dilihat juga nilai apektifnya yaitu nilai sikap siswa, baru bisa di dapat kan nilai akhir siswa secara menyuluruh gabungan dari 3 aspek nilai tersebut.